Selasa, 21 Mei 2013 - 0 komentar

Tugas Geografi Tentang Peta

 

Tadi udah aku ceritainkan kalau aku dapet tugas dipelajaran kosong ini?! Nah ini dia nih tugas dari guruku beserta jawabannya yang sudah aku cari di internet. Cekidot ^^



1. a. Pengertian proyeksi peta
  • ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan bumi ke atas permukaan peta.
    b. Macam-macam peta berdasarkan proyeksinya

          1. Bidang proyeksi 

  • Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal
Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
  1. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
  2. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
  3. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator. 
  • Proyeksi Kerucut
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
  1. Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
  1. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
  • Proyeksi Silinder
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
  1. Dapat menggambarkan daerah yang luas.
  2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
  3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
  4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.

          2. Kedudukan bidang proyeksi
  1. Proyeksi normal
  2. Proyeksi miring
  3. Proyeksi transversal
          3. Jenis unsur yang bebas dari distorsi (unsur yang bebas)
  1. Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
  2. Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
  3. Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung
          4. Gabungan ketiganya

  • Proyeksi Bonne (Equal Area)
Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
  • Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
  • Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi Mercatar yaitu:
  1. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
  2. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
  3. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
  4. Proyeksinya adalah konform.
  5. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
  • Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
  • Proyeksi Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
  • Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran.

    c. Proyeksi yang dipakai di Indonesia

Proyeksi Polyeder 
 

Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap

bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing

berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut

sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar. Titik

potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut sebagi ‘titik . Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan

dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis

sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukangaris meridian standarnya (λ 0).

Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah :

Paralel standar : dimulai dari I (ϕ 0 = 6°50′ LU) sampai LI (ϕ 0 =10°50′ LU)

Meridian standar : dimulai dari 1 (λ 0 =11°50′ BT) sampai 96 (λ 0 =19°50′ BT)

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta

(λ Jakarta =106°48′ 27′′,79 BT)


2. Sebutkan 3 cara memperbesar dan memperkecil peta


1.Pantograph
Alat yang digunakan untuk memperbesar dan memperkecil peta dalam menggunakan posisinya tegak dan alat ini punya skala atau ukuran tertentu jadi bisa di setting dulu sebelum digunakan .
Cara yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Siapkan pantograf, peta, dan kertas untuk memperbesar atau memperkecil peta.
b. Pantograf distel ukurannya untuk memperbesar atau memperkecil, apabila akan diperbesar dua kali maka pantograf distel diangka dua.
c. Memasang pantograf pada posisi peta dan kertas untuk memperbesar atau memperkecil.
d. Gerakkan ujung jarum sesuai dengan bentuk peta maka pensil yang ada akan menggambar peta sesuai yang dikehendaki.


2. Menggunakan kamera fotografi atau zoom transfercope fotografi
Cara ini dilakukan dengan pemotretan lewat udara melalui pengaturan jarak fokus kamera.

3. Menggunakan fotokopi
Cara ini dilakukan dengan mengatur pada alat fotokopi sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

4. Menggunakan garis koordinat (square method)
Dikenal dengan istilah metode bujursangkar atau grid. Cara ini dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu sebagai berikut.
a. Membuat grid-grid berbentuk bujursangkar pada peta yang akan diperbesar atau diperkecil.
b. Pada kertas lain yang kosong, dibuat grid-grid bujursangkar dengan ukuran jumlah perbesaran atau pengecilan dikali ukuran grid yang telah dibuat pada peta (di langkah a). Jumlah grid pada peta dengan pada kertas kosong harus sama.
c. Setelah grid-grid bujursangkar di kertas kosong dibuat, maka peta dapat digambar berdasarkan urutan grid dengan memperhatikan ukuran dan bentuk pada setiap grid.
3. Jelaskan teknik-teknik membaca peta

1. sifat-sifat garis kontur
  1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
  2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan
  3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis kontur tersebut berubah-ubah.
  4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat.
  5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.
  6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi  puncak.
  7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
  8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.
  9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua garis yang berurutan.
2. Ketinggian Tempat
Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara melihat interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta tersebut haruslah tetap dituliskan.
Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap selang sepuluh kontur.
Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1 : 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m. Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya.
Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal.
Bila ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui (tercantum).
b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
c. Dengan mengetahui selisih ketinggian  dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada dibawah maka harganya lebih kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c).
Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar mudah mengingatnya.
3. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk  menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :
a.  Primer          : P. 14
3120
b.  Sekunder     : S. 75
1750
c.  Tertier         : T. 16
975
d. Quartier      : Q. 20
350
e.  Antara        : TP. 23
670
Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari kadaster, dan bilangan di bawah strip adalah tinggi mutlak dari permukaan laut.
4.    Mengenal Tanda Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan, dan mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan yang dapat kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi. Beberapa tanda medan yang dapat diperhatikan:
  1. Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua puncak,  dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
  2. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing sungai.
  3. Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan jalan), ujung desa, persimpanga-persimpangan jalan.
  4. Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dsb.
  5. Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.
  6. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing. delta. dsb, dapat dijadikan sebagai tanda.
4. Ada 3 arah utara. Sebutkan dan jelaskan !! 

 a. Utara Sebenarnya (True North).
Utara sebenarnya adalah kutub utara bumi yang biasanya dilambangkan dengan lambang bintang. Tanda yang digambarkan ini mengarah ke kutub utara yang sebenarnya, yang merupakan garis lintang bumi kita ini .

b. Utara Peta / Geografis (Grid North).
Yaitu arah yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak lurus vertikal (sumbu Y) dari grid suatu peta. Garis-garis ini di bentuk dari hasil proyeksi garis bujur dan lintang bumi pada peta yang kemudian diproyeksikan ke dalam koordinat (Grid). Hal ini disebabkan bentuk bumi yang lonjong sangat sulit untuk dilihat dalam satu pandangan secara keseluruhan.

c. Utara Magnetis (Magnetis North).
Utara magnetis adalah suatu arah yang ditunjukkan kompas dari suatu tempat ke tempat tertentu ke kutub utara magnetis bumi yang terletak di Jazirah Boshia, sebelah utara Kanada. Utara magnetis mempunyai lambang "setengah arah Utara" (Ù). Di Indonesia utara magnetis bergeser ke arah timur dari utara peta. Utara magnetis adanya hanya di lapangan. Untuk arah utara yang di pakai pada peta nantinya, maka digunakan arah utara geografis.

sumber :

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_peta
2. http://momo-alllive.blogspot.com/2009/03/sistem-koordinat-dan-proyeksi-peta.html
3. http://pradikaadhie.blogspot.com/2011/05/teknik-memperbesar-dan-memperkecil-peta.html
4. http://blog.uin-malang.ac.id/kudabayor/2011/03/23/membaca-peta/
5. http://www.genborneo.com/2010/07/tiga-macam-arah-utara.html

0 komentar:

Posting Komentar