Rabu, 22 Mei 2013 - 0 komentar

Catatan Lama Tentang Cinta

Aku membuka catatan-catatan lama milikku di salah satu jejaring sosial, Facebook. Jadi teringat kebiasaan sesaat saat aku kelas 3 SMP dulu. Dulu aku pulang sekolah bersama teman-teman. Namun karena tidak ada yang searah denganku maka aku memutuskan untuk mengambil jaan memutar agar bisa lebih lama bersama teman-teman. Di perjalanan pulang dengan jalan memutar itu aku selalu melewati sebuah sungai. Entah sejak kapan aku senang sekali mampir sejenak dan memperhatikan aliran air. Rasanya seprti ada sesuatu yang membuatku tenang. Maka hal itu pun menjadi kebiasan meskipun hanya sesaat. 

Suatu ketika aku galau dan menuliskannya diatas selembar kertas. Karena aku malas bercerita dengan teman, aku melipat kertas itu menjadi perahu kertas. Sepulang sekolah saat melewati sungai itu aku melemparkan kertas tadi. Rasanya bodoh, aku lupa ada aliran deras di tempat aku melemparkan peahu kertas itu. Tidak heran perahu kertas itu hancur oleh aliran deras air. Aku merasa kecewa pulang dari sana. Namun aku jadi bisa membuat suatu perumpamaan. Nah perumpamaan inilah yang aku tulis di catatan Facebook, tulisannya seperti ini :

Andai kita bagai sebuah kapal kertas yang siap dilayarkan oleh pemiliknya, yang berisi sebuah harapan tentang seseorang dihatinya,dan kita ditaruhnya di aliran yang lembut, maka kita akan terbawa suasana yang menghanyutkan dan tak akan rusak. 
Tapi seiring aliran sungai itu menuju tanjakan yang airnya deras, maka kita akan rapuh, tenggelam, dan hancur. sungguh tragis bukan?


Itu aku umpamakan bagai cinta. Cinta yang lembut akan membuat bertahan, dan cinta yang keras, berlebihan, dan didalamnya ada emosional, akan membuat kita sakit hati, dan akhirmya menutup hati kita. 
 **** 

Sedikit ambigukah? Haha, tapi itu kesimpulan yang bisa aku ambil.. :)

0 komentar:

Posting Komentar