Aku mau cerita beberapa kisahku hari ini.
Part I
Pagi ini ada jadwal olahraga di kelasku. Minggu kemarin kami sudah melewati ukk teori penjaskes. Jadi, hari ini cukup santai. Guru olahragaku, Ibu Ria memutuskan hari ini kita semua akan bermain kasti. Tempat yang dipakai adalah lapangan dekat sekolah yang bernama Lapangan Karang. Saat kami tiba disana sudah sangat ramai. Rupanya banyak anak dari sekolah lain yang pagi itu juga berolahraga disana. Ada dari SD Kleco, SD Kota gede IV (Kalau nggak salah), SMP N 9, dan kelasku. Kita paling tua?! -_-
Siswa yang paling banyak berasal dari SD Kleco. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan karena mereka mengambil tempat di seberang lapangan yang kelasku pakai. SD Kotagede IV juga bermain kasti di bagian lapangan sebelah kami. Dekat sekali jaraknya kalau dipikir-pikir. Hanya saja muridnya hanya sedikit. Dan kalau dilihat-lihat guru mereka tidak kelihatan ada dimana, masak iya anak SD dibiarin olah raga sendiri gitu aja tanpa pengawasan? o,O Disisi kanan ada SMP N 9 yang bermain estafet. Namun, kata Ibu Ria permainan mereka sedikit salah.
Sebelum bermain kasti kami membagi barisan menjadi dua shaf. Setelah mengambil jarak dengan merentangkan tangan Ibu Ria mempimpin melakukan pemanasan. Saat pemanasan selesai kami diberikan aba-aba untuk lari bolak-balik setengah lapangan beberapa kali. Kelompok dibagi berdasarkan shaf waktu melakukan pemanasan dan lari. Ibu Ria bilang pemenangnya akan mendapatkan nilai diatas tuntas sedangkan yang kalah akan mendapatkan nilai tuntas.
Permainan berjalan seru meskipun kelompokku harus rela berjaga terlebih dahulu. Dikelompokku ada beberapa orang yang bagus jika bermain kasti. Ditengah-tengah sedang jaga diluar garis tiba-tiba bagian perut kanan atasku seperti dihantam sesuatu. Duaaak!! Ternyata itu bola kasti yang dipukul anak SD Kotagede IV. Astafirullah, sakit banget eeh!! Meskipun masih SD pukulan bolanya mantap juga. Mereka tampak terkejut sebentar. Saat aku mengembalikan bola, wajah mereka seolah-olah tidak menunjukkan rasa bersalah. Mereka pun melanjutkan permainan. Wah, dasar anak SD zaman sekarang, aku dulu nggak kayak gitukan?! -_- Sabar, Fah, sabar..! Untunglah tak lama setelah itu kelompokku mendapatkan giliran bermain sehingga aku bisa duduk-duduk sebentar.
Awalnya kelompokku unggul 10-0 dengan homerun yang diperoleh Bagus. Namun, sayangnya di menit-menit terakhir kelompok saingan bisa mengungguli kita. Mereka benar-benar beruntung. Waktu yang singkat mampu membalikkan keadaan. Bagi kelompok yang kalah mendapatkan tugas membawa peralatan kesekolah.
Part II
Setelah pelajaran ada bimbingan konseling yang diisi oleh wali kelasku, Ibu C. Rini Susilowati. Beliau membahas tentang kakak kelas dan teman akselerasi yang berhasil menembus SNPTN (sistemnya mirip undangan). Memang prestasi sekolah cukup membanggakan. Setelah mendapatkan ringking 3 untuk progam IPA dan ringking 4 untuk progam IPS, ada 96 siswa yang keterima SNPTN. 59 diantaranya bahkan masuk ke UGM. Harapannya besok prestasi angkatanku bisa lebih baik lagi. Soalnya tahun ini progam IPSnya turun dari tahun lalu yang memperoleh ringking 3. Tapi kalau dipikir-pikir sekolahku kan progam IPS siswanya banyak. Kemarin ada 121. Sementara siswa SMA lain yang ringkingnya diatas sekolahku muridnya jauh lebih sedikit. Mungkin sekitar 20an orang. Kali ini yang berhak menerima bidik misi juga cukup banyak, yaitu ada 17 orang.
Disela-sela itu aku cukup kaget mendengar cerita bahwa ada dua orang yang menolak mengikuti SNPTN. Mereka tidak mau sekolah di Perguruan Tinggi Negeri. Alasannya Universitas tidak selamanya menentukan kita akan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Pekerjaan itu bisa diperoleh tergantung diri kita masing-masing juga. Apakah berkualitas atau tidak. Mereka yang tidak mengikuti SNPTN diharuskan menandatangani surat pernyataan yang ditempelkan materai diatasnya. Yang membuatku ikut senang salah satu temanku, Umnia Syahida Zulfa bisa diterima di PTN dan jurusan yang diinginkannya, yaitu matematika UGM. Waaa selamat juul...!! xD
Part III
Sepulang sekolah aku tidak langsung pulang. Ada latihan sendratari karena besok Sabtu sudah harus tampil. Latihan berjalan lancar meskipun masih ada beberapa kesalahan yang aku lakukan. Disela-sela latihan itu pula diadakan rembukan untuk menentukan pola lantai yang akan digunakan untuk flash mop tari yang akan ditampilkan paling akhir.
Latihan selesai kurang lebih pukul 16.00 WIB. Aku masih ada urusan. Membuat mading untuk persiapan lomba besok minggu. Sayangnya salah satu personil kelompokku yang tadinya ngajak garap mading nggak jadi dateng. Sebut saja Widi. Ceritanya dia nonton pertandingan futsal dulu sambil nunggu aku selesai latihan. Ronaa (personil yang lain) juga ikutan nunggu meskipun bukan sambil nonton futsal. Namun tiba-tiba bensin motor Widi habis dan dia memutuskan pulang. Dia bilang aku sama Ronaa aja yang garap dulu, dia akan membuat alas dibantu oleh saudaranya. Akhirnya aku sama Ronaa juga hanya berdiskusi mengenai tulisan untuk madingnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB dan aku belum shalat ashar. Akhirnya aku izin sebentar ke Ronaa buat shalat. Selesai shalat aku hendak memakai sepatuku. Aku bertemu dengan salah satu alumni yang sedang duduk. Alumni itu menyapaku dan kami bersalaman. "Kamu Ifti ya?" tanyanya, akupun menggeleng. Dia terlihat seperti berpikir sejenak. "Afifah ya?" Aku mengangguk. Mbaknya pun berkata bahwa dia bisa tahu namaku karena melihat foto dan profilku di majalah sekolah. Waah jadi malu :3 Ahaha. Dulu memang sempat beberapa anggota jurnalistik yang mau, mencantumkan profil dan fotonya di edisi 31 Buletin Suara Puspa.
Sekian untuk hari ini, semoga besok lebih menyenangkan... :)
0 komentar:
Posting Komentar