Minggu, 11 Agustus 2013 - 0 komentar

Topeng Tak Berwujud


Musim liburan telah tiba. Otomatis aku yang kamarnya diatas harus tinggal sendirian karena tiga penghuni lainnya yang aslinya mbak kos pada pulang kampung ke keluarganya masing-masing. Selama ini its fine aja, aku selalu berani meskipun kadang agak merinding kalau kekamar mandi sendiri tengah malam.
Aku lupa hari apa itu. Yang pasti itu sekitar jam 10 malam. Ayah sempat pergi untuk sebuah urusan. Waktu itu aku asyik main laptopku. Ceritanya lagi ketagihan game dari perusahaan microsoft, yaitu game purble place. Terdengar suara tangisan Ira, adik bungsuku dari lantai bawah. Tak lama kemudian Ayah kembali. Aku masih sibuk bermain laptop. Grasak.. Srek .. Srek.. Grasak.. Terdengar sebuah suara dari luar. Aku sedikit ngeri membayangkan apa itu, namun aku berusaha cuek dan berpikir mungkin itu suara kucing atau Ayah yang mengerjakan sesuatu.
Karena penasaran, aku memberanikan diri untuk keluar. Saat aku membuka pintu dan melangkah untuk pertama kalinya aku merasakan butiran-butiran kasar dikakiku. Kalau orang jawa sering mengistilahkannya dengan kata ‘ngeres lantainya’. Butiran kasar itu berwarna putih. Apakah itu garam? Aku yakin pasti iya. Aku melangkah lagi hingga ketangga setelah menutup pintu. Ternyata bukan hanya saja di depan kamarku, namun diseluruh penjuru lantai atas dari kamar mandi, teras kamar, lantai jemuran semua dipenuhi garam. Bahkan tangga menuju kebawah pun dipenuhi dengan garam. Saat setengah turun aku berkata, “Abi tadi keatas ya?” Dan terdengar jawaban dari Mbak Sum Ayahku memang barusan dari atas.
Sampai dibawah aku bertanya-tanya dengan perasan nggak enak kenapa banyak ditaburin garam segala. Apa iya ada ular? Apa iya jangan jangan ada.. hantu? Perasaan itu semakin kuat saat Ayah dan Ibu memaksaku untuk tidur di bawah. Awalnya aku menolak dan terus bertanya apa alasannya. Ayah bilang untuk mengusir kecoa. Masak iya kecoa diusir sama garam sebanyak itu? Masak iya kecoa takut sama garam? Kan nggak masuk akal banget. Akhirnya aku menurut untuk tidur di bawah karena ingin mengikuti kata-kata orang tuaku. Siapa tahu memang hal itu yang terbaik.

Keesokan harinya aku bertanya pada Mbak Sum apa sebenarnya yang terjadi. Awalnya dia tidak mau memberitahu, katanya kalau dikasih tahu takutnya aku jadi nggak mau tidur diatas lagi karena takut. Aku memaksa dan dia akhirnya mau bercerita. Dari cerita itu aku tahu kenyataannya.
Waktu itu Ayah sedang pergi untuk sebuah urusan. Ira tiba-tiba menangis dengan keras. Pintu rumah saat itu memang dalam keadaan terbuka. “Huwaa Ada patung, Ira takut,” Jerit adikku sambil menangis. Saat ditanya dimana dia menjawab ada diluar dan terus menyebut dia takut. Mbak Sum mengira yang dimaksud Ira mungkin Izul, Adikku yang lain. “Bukan Izul, Itu patung, Ira takut,” ujarnya lagi.Kebetulan diluar ada kursi. “Maksudmu kursi itu?” tanya Mbak Sum lagi. “Bukan, Itu Patung diluar, Ira Takut,” jawab adiku lagi. Mbak Sum jadi ngeri sendiri. Tak lama kemudian Ira berhenti menangis. Saat ditanya Ira bilang patungnya sudah pergi. Waktu itu Ayah sudah pulang. Ira bertanya pada Mbak Sum bagaimana kalau patungnya dtang lagi? “Patungnya nggak dateng lagi, patungnya takut sama Bapak,” ujar Mbak Sum menenangkan Ira. Apa iya itu hantu? Entahlah.. hanya saja waktu itu bulan Ramadhan. Aneh sekali. Benar saja hal itu membuatku takut tidur diatas. Sehari setelah mendengar cerita itu, untuk keatas mengambil bantal-guling selepas maghrib aku minta ditemani. Hari ketiga aku baru berani sendirian keatas saat siang hari. Barangku disana semua soalnya. Malamnya aku tetap tidur dibawah sampai akhirnya mudik ke Sukoharjo.
Beberapa hari setelah kejadian itu aku bertanya pada Ira. Waktu itu kita sudah di Sukoharjo. Saat ditanya dia bilang beneran lihat patung dirumahnya yang membuat dia takut. Patungnya pakai baju putih dan berambut panjang. Eng Ing Eng. Aku bergidik ngeri. Hanya saja aku berpikir bisa jadi adikku itu hanya sekedar menjawab asal dan mengiyakan pertanyaanku tanpa mengerti maksudnya. Makhlumlah anak umur tiga tahun. Sekian dulu ceritaku tentang ini. Aku menuliskannya saat malam hari. Semoga saja aku bisa tidur nanti malam -_- See you in the next postingan..!!

0 komentar:

Posting Komentar