Segalanya pasti akan berubah seiring
waktu berjalan. Itu salah satu hal yang tidak mungkin dipungkiri.
Hanya saja terkadang perubahan itu tidak kita sadari. Begitu tersadar
semuanya tak lagi sama. Hal itu terjadi karena kita sudah terbiasa
dengan suatu hal, kita bertemu dengan hal itu setiap hari. Dan aku
sekarang ini baru
tersadar akan sebuah perubahan.
Ku buka album biru..
Penuh debu dan usang..
Kupandangi sebuah gambar diri..
Itu sepotong lagunya Melly Goeslaw yang
berjudul Bunda. Sebenernya itu mewakili keadaanku meskipun dalam
kisahku bukan sebuah album berwarna biru yang di dalamnya ada gambar
aku dan bunda sewaktu aku bayi. Yang ada aku sewaktu kecil. Waktu itu
aku menjadi patih atau pemegang kipas dalam acara pernikahan Budeku.
Itu terjadi pada tanggal 28 Januari 2008. Di album itu ada beberapa
foto bersama Ayah, Ibu, dan adikku Izul. Izul disana terlihat kecil
dan lucu sekali. Berbanding terbalik dengan sekarang yang bahkan
tingginya saja sudah melebihi aku. -_- Di foto itu aku terlihat putih
banget haha, secara bedaknya juga tebel banget. Patnerku bernama
Anik. Dia seumuran denganku dan merupakan tetangga di rumah Nenek
dari ayah. Ada juga sih fotoku dengan para simbah dan saudara. Hanya
saja kok rasa-rasanya kurang fotogenik ya? Habis kalau bukan gayanya
yang sama mesti terlihat jelek juga. Wah wah. Ini dia nih foto-foto
saat itu..
Enggak cuma foto dan orang-orang
terdekat sih yang berubah banyak. Lingkungan sekitarku juga banyak
berubah. Contohnya aja banyak sungai besar yang menjadi kali
(selokan), sedangkan kali malah bertransformasi menjadi tanah. Airnya
sudah tak bersisa lagi. Parahnya sampah terlihat menggunung
dimana-mana.
Baju-baju anak kecil sekarang juga
unyu-unyu. Contohnya aja baju adek bungsuku si Ira. Rasa-rasanya jadi
pengen pakai baju kayak gitu, tapi pasti nggak muat. Kalaupun dibuat
ukuran yang pas untuk aku pasti juga udah nggak pantes lagi, hadeh.
Sawah sekarang udah jarang banget di
temui dikota. Bahkan, beberapa perdesaan sudah beralih menjadi kota
karena banyaknya perumahan dan infrastruktur baru yang dibangun.
Sungguh segalanya cepat sekali berubah. Semoga semakin lama tidak
semakin parah, aamiin. :D
Ayah, Ibu, Aku, dan Adikki Izul
Ayah, Ibu, Bude Parti, Pakde Hadi, Izul, Aku, dan Anik
Aku (kiri), Bude Parti (tengah), dan Anik (kanan)
Aku saat jadi Patah (Pemegang Kipas) di Pernikahan Budeku
0 komentar:
Posting Komentar