Sabtu, 24 Agustus 2013 - 1 komentar

Lomba Bahasa Jepang UMY 2013



Hari ini aku bolos sekolah..!! Haha. Eits tapi tunggu dulu. Maksud aku bukan bolos pada umumnya yang di gunain buat sekadar nongkrong, ngobrol atau malah tiduran di rumah karena males banget sama pelajaran di sekolah. Hari ini aku ikutan lomba di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lagi-lagi aku ikutan lomba menulis katakana dan hiragana. Nggak ada bosen-bosennya. Dari dulu ya kalau ada lomba bahasa jepang dan aku ikutan, pasti ikutnya lomba itu. Pokoknya nggak mau yang lain. Alesannya? Soalnya aku ngerasa cuma itu yang bisa aku lakuin.
Awalnya ngerasa nggak pede banget. Gimana enggak coba? Aku baru persiapan belajar H-1 lomba. Kesannya nggak niat banget ya? Enggak gitu juga. Pasti ada sesuatu yang buat aku nggak bisa belajar dengan tenang. Contohnya ya, waktu liburan ke Sukoharjo aku udah bela-belain bawa buku bahasa jepang. Tapi disana aku malah nggak sempet belajar. Ada acara halal bi halal, acara muter-muter rumah saudara, jalan-jalan sama saudara, bantuin Ibu ngurus adik-adik, dll. Malemnya sebenernya bisa. Cuma waktu itu kalau malem pada nonton film kartun lewat LCD yang dibawa Oomku. Kalau enggak gitu ya kecapekan. Contoh yang lain aku disibukkan jadwal sekolah sama bimbel. Emang sih nggak full banget. Karena masih masa penyesuaian waktu senggang aku gunain buat nyantai dan istirahat.

H-2 aku baru sadar. Aku di panggil sama kakak kelas alumni yang namanya Mbak Atmi ke kelas XI IPS 1. Disana aku dikasih soal buat latihan. Mbaknya baik banget :D Habis nerima soal aku pamit pulang. Rencananya aku mau ngerjain itu waktu malam sebelum hari H. Besoknya aku pulang cepet. Rasanya ngantuk banget, pengen tidur tapi rasanya susah banget. Waktu mau memejamkan mata, Hpku tiba-tiba bunyi. Ada sms dari Mbak Atmi. 

Mbak Atmi          : Aku tunggu di Ikqi (Warung fried chicken depan sekolahku)
Aku                      : Mau ngapain Mbak?
Mbak Atmi          : Ngumpulin tugas latihan yang aku kasih kemaren.

Haduh..!! Aku belum ngejain sama sekali. Mataku langsung melek. Waktu itu juga aku langsung ngambil alat tulis dan mulai ngerjain. Awalnya mau aku stopwatch in, tapi berhubung ada yang sms nggak jadi deh. Aku keinget pesan Mbak Atmi, bahwa waku juga menentukan. Aku kerjain aja ngebut, habis ngoreksi beberapa kali, aku langsung tancap gas ke Ikqi. Sampai disana udah ada adek kelas yang namanya Karomah. Kita sama-sama nanya ke Mbak Atmi kosa kata yang nggak dimengerti. Mbak Atmi ini udah jadi mahasiswi UGM jurusan bahasa jepang. Setelah udah lumayan yakin, aku minta tolong dikoreksiin. Ternyata ada beberapa soal yang salah -_- Karomah pamit pulang, sementara aku dan Mbak Atmi masih ngobrol. Tak lama kelmudian kita juga pulang.
H-1..!! Masih sempet-sempetnya aku nonton sinetron tukang bubur naik haji. Capek setelah pulang les sekitar jam 8 malam. Jam 9 malam aku naik ke lantai dua tempat kamarku berada. Aku berusaha menyadarkan diriku dan mulai menyiapkan buku. Awalnya aku membaca kertas latihan dari Mbak Atmi. Mencoba menghafalkan beberapa kosa kata yang belum masuk ke otak. Kayaknya agak sia-sia. Aku memutuskan membuka buku, membacanya sekilas dan akhirnya aku letakkan lagi. rasanya ngantuk banget.!! Aku memutuskan untuk tidur dan berencana belajar keesokan harinya. Tak lupa aku berharap keajaiban itu datang. Aku percaya bahwa sesuatu yang tidak mungkin, jika Allah menghendaki, semuanya akan bisa menjadi kenyataan.
Keesokan harinya seperti biasanya aku datang mepet ke sekolah. Yang penting enggak ada acara telat dan bikin guru BP ngamuk-ngamuk. Soalnya aku lebih suka ngerjain hal lain di rumah daripada dateng kepagian terus nggak ada kerjaan. Ujung-ujungnya ya kalau nggak ngelamun ya main HP sendiri. Waktu itu aku ngeluarin buku bahasa jepang dan mau mulai belajar. Bel berbunyi dan aku harus menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil berdiri. Tak lama setelah lagu usai, guruku datang. Kegiatan dilanjutkan dengan tilawah al-qu’an dan diakhiri dengan membaca do’a sebelum belajar.
Saat jam menunjukkan pukul 8 pagi, aku dan salah satu temanku, Chintya izin pada guruku untuk keluar kelas. Guruku memberi izin karena sudah ada surat izin yang dilampirkan. Yang lain sudah banyak yang berkumpul di depan ruang guru. Dari sekolahku mengirimkan 7 perwakilan, yaitu Aku, Chintya, Devita, Afid (cewek), Fira, Karomah dan Taufiq. Ada juga dua alumni, yaitu Mbak Eri dan Mbak Atmi. Aku dan Chintya kelas 12 sendiri. Aku, Devita, Afid, dan Karomah mengikuti lomba menulis katakana dan hiragana. Taufiq, Fira, Mbak Atmi, dan Mbak Eri mengikuti lomba Manga. Sedangkan Chintya mengikuti lomba pidato bahasa jepang. Kita berangkat menumpang mobil Afid yang di kendarai oleh kakaknya.
Sampai disana kita naik lift menuju gedung mini theater di lantai 4 gedung D.Sebelum masuk kita melakukan registrasi terlebih dahulu. Namaku sempat kurang H, yang awalnya Afifah Nur Rahmah ditulis menjadi Afifah Nur Rahma. Setelah membenarkan nama, aku diberi snack dan masuk kedalam. Alhamdulillahnya snacknya makanan kesukaanku semua.
Setelah lama menunggu acara di mulai juga. Ada sambutan-sambutan dari ketua panitia, dekan, dan perwakilan sponsor. Setelah ditutup, lomba pun dilaksanakan. Untuk lomba katakana dan hiragana, pidato SMA, dan manga lokasinya ada di gedung E lantai 1. Sementara ruang mini theater digunakan untuk lomba pidato tingkat mahasiswa.
Aku masuk ke kelas dan duduk di barisan kedua dari depan dan kedua dari pintu yang letaknya di sebelah kiri. Aku menatap sekeliling. Sainganku ada sekitar 20 orang. Panitia memperkenalkan diri dan membacakan peraturan. Katanya waktu pengerjaan 40 menit. Aku membuka soalku. Ada dua lembar dengan empat tipe soal. Masing-masing tipe ada 5 butir soal.  Tipe 1 kita disuruh menyebutkan bahasa jepang dari gambar yang sudah di tampilkan. Disana ada gambar Kulkas, Topi, Komputer, Mobil, dan Sepeda. Tipe 2 kita disuruh menulis huruf hiragana dari romaji (huruf alfabet biasa) yang telah ditampilkan. Tipe 3 kita disuruh menulis huruf katakana dari romaji yang telah di tampilkan. Tipe 4 kita ditampilkan sebuah kalimat dalam bentuk romaji. Dari sana kita tentukan mana kata yang menggunakan huruf katakana atau hiragana, kemudian menulisnya. Setelah mengoreksi beberapa kali dengan tangan gemetaran, aku menyerahkan jawaban pada panitia. Alhamdulillah aku menjadi orang pertama yang mengumpulkan. Catatan waktuku kurang lebih 19 menit. Entah mengapa aku merasa gugup, padahal sebelumnya tak pernah seperti ini.
Sekarangaku tinggal pasrah. Tentu aku berharap bisa juara dan membawa pulang piala. Aku ingin membanggakan orang tuaku, mendapatkan poin positif, dan tentunya ingin acara membolosku hari ini nggak sia-sia. It’s ok kalau semisal pun aku nggak menang aku masih bisa mendapatkan pengalaman. Meskipun harus menerima kenyataan pahit belum pernah sekalipun menang dalam lomba katakana-hiragana walaupun telah ikut berulang kali. Apalagi ini mungkin menjadi lomba bahasa jepang terakhirku di SMA, karena aku sudah menjadi siswi kelas 3.
Aku berusaha santai dan menghabiskan waktu dengan mengobrol dengan rombongan dari sekolahku. Mbak Atmi tiba-tiba medapatkan sms dari panitia. Isinya meminta aku dan devita untuk tetap tinggal dan mengikuti acara penutupan. Sempat terbersit dalam benakku apa itu maksudnya aku menang? Namun segera kutepis kemungkinan itu karena takut nantinya akan kecewa. Adzan pun berkumandang. Kita semua menuju masjid untuk melaksanakan shalat dhuhur. Harus kuakui arsitektur kampus ini sungguh indah. Masjidnya juga terlihat besar dengan banyak pilar-pilar di setiap sisinya. Kebetulan di lantai satu Masjid ada acara pernikahan. Bau masakan yang tercium sampai dilantai 2 Masjid membuat kami menjadi lapar..! Setelah shalat kami kembali untuk makan siang. Makanannya nasi padang dengan lauk ayam bakar.
Pukul satu kami semua menuju ruang mini theater lagi untuk mendengarkan pengumuman pemenang. Nominasi yang pertama kali di bacakan adalah lomba manga. Rombongan kami sempat berseru bahagia karena Mbak Eri mendapatkan juara tiga dan Mbak Atmi mendapatkan juara dua. Nominasi yang dibacakan selanjutnya adalah lomba katakana-hiragana. Devita dipanggil sebagai juara tiga. Tanganku menjadi dingin. Bukankah Devita salah satu yang disebutkan disms yang diminta untuk ikut acara pentupan selain aku? Apa mungkin aku juara? Aku tidak mau terlalu berharap. Juara dua dibacakan dan itu bukan namaku. Tinggal satu harapan lagi, tapi apakah mungkin? Panitia berkata juara satu dari SMA... Mereka menggangtungkan kalimat. Negeri.. Mereka melanjutkan. Lima.. Deg..!! Siapa kira-kira?? Dan.. dan.. dan.. itu.. itu.. namaku yang di sebut..!! Apa aku salah dengar? Tapi yang tertangkap oleh telingaku adalah nama Afifah Nur Rahmah, dan itu namaku..!! Rasanya ingin sekali sujud syukur. Dengan sedikit tidak percaya aku maju ke depan dan menerima hadiah piala serta sertifikat peserta. Sayangnya nggak ada yang dokumentasi dari rombonganku -_- Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb.. Akhirnya perjuangan bolosku mendapatkan hasil. Meskipun piala itu harus aku serahkan ke sekolah nantinya, aku cukup senang bisa mewakili sekolahku. Alhamdulillah, terimakasih Allah. Keajaiban itu selalu ada :’)

Narsis di kamar mandi sebelum acara

Panggung Lomba Bahasa jepang UMY


Karomah (kiri), Devita (tengah), Afid (kanan)
Foto-foto setelah keluar dari ruangan lomba

Mbak Atmi (kiri), Mbak Eri (tengah)
Pemenang lomba manga 

Aku (kiri)-Devita (kanan)

Aku dan piala :D




Kenang-kenangan foto pialaku :')

1 komentar:

Unknown 7 Oktober 2015 pukul 05.27

keren banget kaka. Jadi terinspirasi deh...

Posting Komentar