Kalau
dari keluarga Ayah ada halal bi halal, tahun ini ada juga dari keluarga Ibu.
Tepatnya dari keluarga besar kakekku. Kakekku mempunyai 6 orang saudara dan
katanya sih ini halal bi halal keluarga besar Mbah Kerto Diardjo. Acara ini
baru diadakan pertama kalinya. Tujuannya supaya sesama saudara bisa saling
mengenal sampai ke anak cucunya. Penggagas acara ini Mbah Sagi, Anak sulung
dari keluarga kakekku. Sayangnya kakekku tidak bisa hadir karena sudah wafat
sejak umurku 2 tahun. Tempat pelaksaan acara ini juga di rumah Mbah Sagi.
Acaranya dimulai setelah dhuhur.
Saat
hendak berangkat ada beberapa kendala. Mobilnya agak rusak. Merna, saudara
jauhku sms aku jadi kesana nggak dan apalah sudah berangkat belum karena
acaranya sudah dimulai. Aku yang punya pulsa mepet jelas nggak jawab untuk beberapa
lama. Aku mengadu pada Ibu dan Ibu meminjamkan hpnya untuk membalas sms dari
Merna. Akhirnya bisa berangkat juga.
Sampai
disana sudah ramai. Mau tak mau keluargaku duduk diluar. Nggak papa enak juga
nggak panas kok. Baru aja duduk langsung disuguhi snack dan minum. Snacknya
berupa agar-agar, pisang rebus, kacang, dan lemper. Sebelnya bapak-bapak yang
duduk di depanku ngerokok dan asapnya mengarah padaku. Padahal aku paling benci
asap rokok, bikin sesak nafas..!!
Acaranya
agak geje sih. Secara baru pertama kali juga. Yah jadi cuma dibentuk susunan
panitia dan membahas biaya konsumsi. Panitianya hanya ketua, ditunjuklah Pakde
Widodo. Sebenernya aku juga nggak tahu yang mana itu Pakde Widodo. Bahkan kalau
boleh jujur entah seharusnya aku memanggilnya Pakde atau Oom. Hadeh. Soal panitia beres. Ada usulan acaranya
dibuat kayak arisan gitu, tapi pada nggak setuju soalnya cuma setahun sekali. Acara ini
rencananya akan dirutinkan setiap lebaran ketiga. Tahun depan disepakati di
rumah Mbah Citro yang letak rumahnya dibelakang rumah Mbak Sagi dan disebelah
kebun pisan milik Ibuku.
Untuk
masalah biaya konsumsi ada beberapa usulan. Secara ekonomi tiap-tiap keluarga
juga beda-beda. Ada yang memberikan usul uangnya ditanggung tiap kepala
keluarga. Jadi yang rumahnya dapet giliran itu punya anak berapa dan tiap
anaknya menyumbang seratus ribu rupiah. Cukup nggak adil juga buat yang anaknya
sedikit. Usulan kedua setiap pertemuan di putarkan kaleng dan menyumbang
seikhlasnya, dan usulan ketiga tiap kepala keluaga menymbang dua puluh ribu
rupiah sehingga bisa terkumpul uang sekitar empat ratus ribu. Entahlah mana
usulan yang diterima. Mungkin usulan yang pertama tapi aku tidak terlalu
memperhatikan.
Makanan
datang..!! Menunya ada bakso, bakwan, sambel tumpang, nasi, dan oseng daun
pepaya. Aku mengambil bakwan terlebih dahulu. Bakso yang di suguhkan belum
kumakan. Setelah bakwannya habis aku menuangkan sambal di baksoku. Mbah Sagi
yang duduk disebelahku memberikan tiga baksonya padaku karena nggak suka bakso.
Sisanya diberikan pada adekku. Kalau dihitung-hitung ada sebelas biji. Wah
lumayan secara baksonya enak banget. Haha. Selesai makan aku kenyang banget.
Adek yang nggak habis ngasih baksonya ke aku. Jadilah niatanku buat makan
sambel tumpang batal soalnya perutku udah over capasity. Untungnya dibungkusin
jadi tetap bisa makan. Acara makan-makan ditemani dengan alunan musik
campursari.
Ira
nangis lagi. Dia kayaknya nggak betah lama-lama disatu tempat. Dia lagi-lagi
minta pulang dan akhirnya Ibu terpaksa bawa dia kebelakang biar nggak ganggu
jalannya acara. Acara ditutup dengan salam-salaman dan setelah itu semua
dibolehkan pulang kerumah masing-masing.
Keluargaku
tak langsung pulang. Awalnya mampir dulu di rumah sepupuku. Disana aku nonton
film di SCTV sambil ngangguin sepupuku yang lagi ngegame. Berisik banget
soalnya nyetel gamenya sambil ada lagunya linking park. Filmnya judulnya : Ayah, mengapa aku berbeda?
Mengisahkan tentang seorang anak yang tuli dan gagu sekolah disekolah normal.
Walaupun begitu dia pintar dan pandai memainkan piano. Almarhum Ibunya adalah
seorang pianis terkenal. Nyebelinnya waktu ditengah acara puncaknya keluargaku
pulang. Aku minta dispensasi dari Ibu. Tapi nggak dikasih soalnya besok di
rumah mau ada acara. Ceritanya disuruh bantu masak gitu.
Nggak
sabar pulang kerumah dan nonton film itu lagi. Sayangnya ternyata nggak
langsung pulang. Keluargaku mampir lagi di rumah saudara. Namanya mah Witnyo.
Kemaren cuma ketemu sama anak-anaknya doang, soalnya sempet kambuh penyakit
gulanya. Ceritanya sekalian jenguk dan silaturahmi juga. Disana cukup lama
karena perbincangan cukup seru. Ira juga nggak rewel soalnya ada mainan balon
disana. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima saat kembali.
Sampai
dirumah, tepatnya rumah Nenek dari ayah aku buru-buru menyetel Tv dan
memindahkan ke chanel SCTV. Sayangnya filmya udah bubar. Malahan yang ada
berita -_- Itu film diadaptasi dari novel Agnes Davonar. Mengharukan. Aku
memindah kecahnel RCTI dan mendapati ada siaran Master Chef season 3. Udah 3
besar. Sayangnya baru sebentar nonton ayah mengajakku pergi, Jadilah dipending
dulu. Sampai disini ceritaku. Nanti malah nyasar kemana-mana lagi haha. Cukup
menyenangkan juga hari ini, semoga hari esok lebih baik :D
Ira memegang balon Ikan sebelum berangkat
Ira saat acara berlangsung
Izul saat acara berlangsung
Izul yang lagi menoleh
0 komentar:
Posting Komentar