Kalian
pasti tahukan Presiden pertama negara kita Indonesia? Yup, beliau adalah Ir.
Soekarno yang mempunyai panggilan akrab Bung Karno. Dia amatlah terkenal dengan
pidatonya sekaligus orang luar biasa dimana ia menjadi salah satu pahlawan yang
membuat bangsa kita merdeka. Sayangnya dia amatlah memuja perempuan. Istrinya
saja banyak sekali. Salah satu keturunannya pernah menjadi Presiden wanita
pertama di negara kita. Dialah Ibu Megawati Soekarno Putri. Dia adalah anak
dari istri Bung Karno yang bernama Fatmawati. Ibu Fatmawati inilah yang berjasa
menjahit bendera merah-putih yang akan di kibarkan saat pembacaan teks
proklamasi. Oke, tapi disini kita tidak akan membahas itu.
Tak
sengaja aku mendapati kalender di rumah Nenek dari Ayahku. Disana terpampang
foto Ir. Soekarno besar-besar. Penasaran aku melihatnya lebih dekat. Disana
tertera tulisan Toko Bangunan Warna Prima dengan huruf besar berwarna biru.
Namun bukan itu yang membuatku tertarik. Disana ada kata-kata bijak dari Bung
Karno. Dibawah kalimat-kalimat itu terdapat tanda tangan beliau. Kata-kata
bijak itu seputar tentang bangsa kita, bangsa Indonesia. Aku menduga-duga
mungkin bisa jadi itu adalah kutipan dari pidato beliau yang luar biasa.
Sayangnya hanya empat yang ditulis dikalender itu. Ini dia nih..
“
Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak
dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” –Soekarno
“Apakah
kelemahan kita : kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain,
padahal kita ini asalnya adalah rakyat
gotong royong.” –Soekarno
“Janganlah
melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali
untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” -Soekarno
“Aku
lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, menggebu-gebu, dari
pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, ‘Kadyo siniram wayu sewindu lawase.”
–Soekarno
Aku
jadi ingin menduga-duga apa makna di balik kata-kata itu. Menurutku, kata-kata
pertama berarti negara kita belum sepenuhnya merdeka. Kita masih saja kurang
percaya diri dengan apa yang menjadi milik bangsa kita sehingga memilih lebih
suka dengan yang ada di luar negeri. Memang rumput tetangga selalu terlihat
lebih hijau. Buktinya banyak sih, salah satu contohnya anak muda bangsa kita
yang lebih suka lagu barat ketimbang lagu campursari yang asli dari negara
kita. Dengan kata lain bangsa kita masih belum merdeka. Bangsa kita masih
dijajah oleh negara lain. Namun bentuknya bukan seperti zaman penjajahan
Belanda. Bangsa kita dijajah melalui kebudayaannya. Jika anak bangsa tidak ada
yang mau melestarikan, lambat laun kebudayaan kita akan punah.
Dikalimat
kedua ada kata-kata ‘bangsa penjiplak luar negeri’. Hal itu terbukti dari
maraknya boy band and girls band yang mendapatkan inspirasi dari negri gingseng
alias Korea Selatan, maraknya progam televisi yang mirip dengan progam acara di
luar negeri, dan restoran mewah yang menyajikan masakan luar negeri. Memang
tidak semuanya bisa dikatakan menjiplak, namun kembali lagi idenya berasal dari
luar negeri. Ada juga kata-kata ‘kurang mempercayai satu sama lain’. Itu
terbukti dengan tidak percayana rakyat pada para pejabat. Memang sih hal itu
disebabkan beberapa pejabat tersangkut kasus korupsi. Namun kita juga harus
yakin bahwa tak semua orang yang menjadi pejabat seperti itu. Dulu ada seorang
teman yang bilang, “Aku memperingatkan saudaraku jurusan hukum supaya nggak
korupsi kalau jadi pejabat. Saudaraku bilang nggak ada yang mau jadi koruptor,
tapi kalau uang suapan ada di depan mata mungkin jalan pikirannya akan berubah
dan tergoda.” Ada juga kalimat ‘Rakyat gotong royong’. Masyarakat dikota
sekarang cenderung individualis. Cenderung lebih banyak berinteraksi jika ada
perlu saja. Memang tidak semuanya hanya saja sebagian besar begitu.
Menurutku
kata-kata yang ketiga itu kita jangan cuma melihat ke depan saja. Ada pepatah
mengatakan pengalaman adalah guru yang
paling berharga. Yang namanya pengalaman pasti ada dimasa lalukan? Istilahnya
kalau masa depan itu diibaratkan dengan motor, masa lalu diibaratkan dengan
spionnya. Kita membutukan spion agar lebih berhati-hati meggambil langkah. Kita
membutuhkan masa lalu sebagai batu loncatan kita agar tidak mengambil langkah
yang salah untuk kedua kalinya.
‘Kadyo
siniram wayu sewindu lawase’ kalau kata Budeku artinya dalam bahasa Indonesia
‘Sepeti disiram air sewindu lamanya’. Menurutku Lukisan dalam kata-kata itu
adalah kiasan dari manusia. Jadi, Bung Karno lebih suka pada orang yang
bersemangat, ambisius, dan pekerja keras. Menurutku juga adem ayem disitu
berarti Bung Karno nggak suka orang yang kerjaannya cuma santai-santai melulu
dan tak mau bekerja keras.
Hmm,,
tiap orang punya opini sendiri-sendirikan? Ada juga kok hak berbicara oleh
setiap inidividu. Ini opiniku soal kata-kata bijak itu. Semisal aku salah bicara
aku mohon maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi mohon maaf, aku hanya menuangkan
apa yang ada dipikiranku. Sekian dulu tulisanku kali ini. See you letter ..! :D
0 komentar:
Posting Komentar