Sabtu, 10 Agustus 2013 - 0 komentar

Coretan tentang Presiden Pertama Indonesia




Kalian pasti tahukan Presiden pertama negara kita Indonesia? Yup, beliau adalah Ir. Soekarno yang mempunyai panggilan akrab Bung Karno. Dia amatlah terkenal dengan pidatonya sekaligus orang luar biasa dimana ia menjadi salah satu pahlawan yang membuat bangsa kita merdeka. Sayangnya dia amatlah memuja perempuan. Istrinya saja banyak sekali. Salah satu keturunannya pernah menjadi Presiden wanita pertama di negara kita. Dialah Ibu Megawati Soekarno Putri. Dia adalah anak dari istri Bung Karno yang bernama Fatmawati. Ibu Fatmawati inilah yang berjasa menjahit bendera merah-putih yang akan di kibarkan saat pembacaan teks proklamasi. Oke, tapi disini kita tidak akan membahas itu.
Tak sengaja aku mendapati kalender di rumah Nenek dari Ayahku. Disana terpampang foto Ir. Soekarno besar-besar. Penasaran aku melihatnya lebih dekat. Disana tertera tulisan Toko Bangunan Warna Prima dengan huruf besar berwarna biru. Namun bukan itu yang membuatku tertarik. Disana ada kata-kata bijak dari Bung Karno. Dibawah kalimat-kalimat itu terdapat tanda tangan beliau. Kata-kata bijak itu seputar tentang bangsa kita, bangsa Indonesia. Aku menduga-duga mungkin bisa jadi itu adalah kutipan dari pidato beliau yang luar biasa. Sayangnya hanya empat yang ditulis dikalender itu. Ini dia nih..

“ Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” –Soekarno

“Apakah kelemahan kita : kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.” –Soekarno

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” -Soekarno

“Aku lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, menggebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, ‘Kadyo siniram wayu sewindu lawase.” –Soekarno

Aku jadi ingin menduga-duga apa makna di balik kata-kata itu. Menurutku, kata-kata pertama berarti negara kita belum sepenuhnya merdeka. Kita masih saja kurang percaya diri dengan apa yang menjadi milik bangsa kita sehingga memilih lebih suka dengan yang ada di luar negeri. Memang rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Buktinya banyak sih, salah satu contohnya anak muda bangsa kita yang lebih suka lagu barat ketimbang lagu campursari yang asli dari negara kita. Dengan kata lain bangsa kita masih belum merdeka. Bangsa kita masih dijajah oleh negara lain. Namun bentuknya bukan seperti zaman penjajahan Belanda. Bangsa kita dijajah melalui kebudayaannya. Jika anak bangsa tidak ada yang mau melestarikan, lambat laun kebudayaan kita akan punah.
Dikalimat kedua ada kata-kata ‘bangsa penjiplak luar negeri’. Hal itu terbukti dari maraknya boy band and girls band yang mendapatkan inspirasi dari negri gingseng alias Korea Selatan, maraknya progam televisi yang mirip dengan progam acara di luar negeri, dan restoran mewah yang menyajikan masakan luar negeri. Memang tidak semuanya bisa dikatakan menjiplak, namun kembali lagi idenya berasal dari luar negeri. Ada juga kata-kata ‘kurang mempercayai satu sama lain’. Itu terbukti dengan tidak percayana rakyat pada para pejabat. Memang sih hal itu disebabkan beberapa pejabat tersangkut kasus korupsi. Namun kita juga harus yakin bahwa tak semua orang yang menjadi pejabat seperti itu. Dulu ada seorang teman yang bilang, “Aku memperingatkan saudaraku jurusan hukum supaya nggak korupsi kalau jadi pejabat. Saudaraku bilang nggak ada yang mau jadi koruptor, tapi kalau uang suapan ada di depan mata mungkin jalan pikirannya akan berubah dan tergoda.” Ada juga kalimat ‘Rakyat gotong royong’. Masyarakat dikota sekarang cenderung individualis. Cenderung lebih banyak berinteraksi jika ada perlu saja. Memang tidak semuanya hanya saja sebagian besar begitu.
Menurutku kata-kata yang ketiga itu kita jangan cuma melihat ke depan saja. Ada pepatah mengatakan  pengalaman adalah guru yang paling berharga. Yang namanya pengalaman pasti ada dimasa lalukan? Istilahnya kalau masa depan itu diibaratkan dengan motor, masa lalu diibaratkan dengan spionnya. Kita membutukan spion agar lebih berhati-hati meggambil langkah. Kita membutuhkan masa lalu sebagai batu loncatan kita agar tidak mengambil langkah yang salah untuk kedua kalinya.
‘Kadyo siniram wayu sewindu lawase’ kalau kata Budeku artinya dalam bahasa Indonesia ‘Sepeti disiram air sewindu lamanya’. Menurutku Lukisan dalam kata-kata itu adalah kiasan dari manusia. Jadi, Bung Karno lebih suka pada orang yang bersemangat, ambisius, dan pekerja keras. Menurutku juga adem ayem disitu berarti Bung Karno nggak suka orang yang kerjaannya cuma santai-santai melulu dan tak mau bekerja keras.
Hmm,, tiap orang punya opini sendiri-sendirikan? Ada juga kok hak berbicara oleh setiap inidividu. Ini opiniku soal kata-kata bijak itu. Semisal aku salah bicara aku mohon maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi mohon maaf, aku hanya menuangkan apa yang ada dipikiranku. Sekian dulu tulisanku kali ini. See you letter ..! :D

0 komentar:

Posting Komentar