Kamis, 11 Desember 2014 - 0 komentar

Perjalanan Hidup Sesuatu

Source picture: infojajan.com

            Rasanya udah lama banget aku nggak posting apa-apa. Kali ini aku ingin membagi salah satu tulisanku saat mengikuti salah satu kelas kepenulisan. Waktu itu tempatnya di JEC dan tentorku menyuruh untuk menulis sesuatu tentang benda yang ada di sekeliling kita dengan perspektif berbeda. Ini dia..

PERJALANAN HIDUP SESUATU

Awalnya aku hanyalah setitik bagian dari salah satu unsur pembangun bumi ini. Setelah perjalanan yang cukup panjang, aku sampai di rumah-rumah manusia. Aku seperti terjun bebas dari lorong-lorong gelap yang berlumut. Mereka menampung aku dan teman-temanku dalam sebuah wadah, kemudian menempatkanku dalam ruangan persegi panjang. Di dalam ruangan itu banyak sekali benda yang sebelumnya belum pernah aku lihat. Di sana aku menggigil. Teman-temanku juga menggigil. Pada akhirnya kita semua bersatu dan membeku.
       Aku dan teman-temanku yang sudah membeku dimasukkan dalam gelas plastik. Kami dicampurkan dengan sesuatu yang berwarna merah. Sepintas aku berpikir bentuknya sama dengan bentukku sebelumnya. Aku pun tersadar mereka juga teman-temanku! Sungguh jahat sekali manusia itu membuat kami berubah seperti ini. Udara matahari mengenai gelas plastik tempat kami ditampung. Badanku lemas, sakit, namun keajaiban itu terjadi. Aku berubah menjadi diriku lagi. Namun, kegembiraanku hanya sebentar. Diriku sudah tak sama lagi. Kini, warnaku sudah berganti menjadi merah. Tiba-tiba badanku seperti ditarik pipa putih panjang. Seketika itu sekelilingku menjadi gelap.


Jogja Expo Center, 11 Mei 2014


KOMENTAR

Hayyu : Ceritanya bagus, sebenarnya aku kurang faham apa yang kamu ceritakan. Dari apa yang aku baca cerita mu menyetuh dan banyak kata-kata konotasi yang aku kurang memhami. Mungkin dengan membaca cerita mu ini aku banyak tau tentang kata-kata konotasi yang sebelumnya belum pernah kudengar.

Dhita : Ngalir, mungkin problemnya hampir sama kaya punyaku. Karena kita ada di tempat ini kita jadi lupa menggambarkan setting. Ho ho ho… well mari kita edit J

Diyah :  hmm aku suka dengan kata” kamu,,banyak penghayalan, tapi itu bagus,, tapi memang aku juga agak tidak mengerti, apa yang kamu ceritakan, tapi yang aku tangkap dari cerita kamu, aku malah berfikir tentang  sebuah es batu. Bener ga sih? Tapi ga tau juga deng, hehe, :D , ya gitu deh,
Tapi aku bisa belajar dari mu,  J ,
Niswah : yahh,, benar-benar sebuah cerpen ya.. haha.. dua peragraf  yang sudah cukup memukau. Tapi aku belum terlalu nangkep apa sebenarnya yang mau disampaikan dari ending cerita ini. Semangat buat yang lebih baik. J
Dini : well, aku selalu suka dengan bacaan/cerita yang sudut pandangnya dari sebuah benda mati. Mungkin kamu punya koleksi paragraf2 seperti di atas yang lain? I would like to read them, fah. :D

0 komentar:

Posting Komentar