Setiap sekolah atau
universitas pasti punya kebijakannya sendiri dalam pelaksanaan Ujian Akhir
Semester (UAS). Setiap orang pasti punya ceritanya sendiri dalam menghadapi UAS
perdananya. Disini aku ingin menceritakan hal-hal yang aku temui saat UAS
perdana di kampusku, atau lebih khususnya di kelasku. Hal pertama yang aku
pikirkan saat mengingat tentang UAS perdana: BEDA BANGET SAMA SMA..!! Bukannya
ingin membandingkan, hanya saja ini akan menarik (menurut aku) jika dibahas.
- Jadwal Ujian
Kalau di SMA,
jadwal ujian yang sudah ditentukan tidak bisa diganggu gugat lagi. Meskipun
begitu, ada kelonggaran yang berupa ujian susulan untuk yang berhalangan hadir
karena alasan yang dapat diterima. Pengalaman di sekolahku dulu, sehari ada dua
sampai tiga mata pelajaran yang diujikan, namun untuk hari terakhir pernah juga
hanya satu mata pelajaran.
Berbeda dengan
kuliah. Mungkin jurusan lain atau kelas lain punya ceritanya sendiri. Namun, di
kelasku jadwal ujian bisa dikatakan fleksibel. Maksud fleksibel di sini bisa
sesuai jadwal yang telah ditentukan atau menyesuaikan jadwal dosen. Dalam satu
hari, hanya satu mata kuliah yang diujikan. Enak banget ya? Jangan salah,
materinya banyak. Selain itu, kadang saat sudah belajar mati-matian, ternyata
yang keluar soal penalaran. Akhirnya, kita dipaksa untuk memutar otak lagi
dengan modal materi yang sudah dipelajari. Ada salah satu mata kuliah yang
materinya mengulang pelajaran SMA. Namun, materi yang diajarkan di kuliah bisa
habis dalam satu semester, sedangkan saat SMA dulu membutuhkan waktu dua tahun
untuk mempelajari semua itu.
- Jenis Ujian
Jenis soal untuk
ujian kali ini sebenarnya sama, yaitu soal pilihan ganda dan uraian. Hal yang
akan dibahas di sini adalah jenis ujiannya. Ini hanya segelintir kisahku, jadi
bisa saja berbeda dengan apa yang dialami orang lain.
Pertama, ujian
tulis. Sebenarnya ini sama saja dengan waktu SMA. Hanya saja soalnya kadang di
luar prediksi, karena tidak semua Dosen memberikan kisi-kisi dan bahan acuan
yang jelas untuk belajar. Soalnya bisa berupa pilihan ganda atau uraian. Uraian
di sini bisa berupa proses yang perlu dijabarkan atau bisa juga studi kasus
yang harus dipecahkan.
Kedua, ujian ‘take home’ atau ujian yang dibawa pulang
ke rumah. Ada salah seorang teman dari jurusan lain berkata, “Enak banget ya
dibawa pulang, aku juga pengen.” Jangan salah, ujian ini tingkat kesulitannya
dua kali lipat. Wajar saja karena kita dibolehkan untuk membuka buku, bertanya,
atau bekerja sama, asalkan hasil akhir antara satu dengan yang lain berbeda.
Untuk UAS perdana kali ini aku mendapatkan dua mata kuliah yang ujiannya take
home. Salah satu mata kuliah yang diajarkan mengharuskan kita untuk
menjelaskan grafik-grafik dari suatu buku berbahasa inggris. Untung Dosennya
masih berbaik hati untuk membolehkan menjawab menggunakan bahasa Indonesia.
Sedangkan, untuk mata kuliah yang lain aku punya cerita. Jadi, saat itu aku
sudah datang buru-buru. Ternyata ujian diundur menjadi jam 12 siang. Akhirnya
hanya diberikan tugas untuk dibawa pulang, namun besok pagi sudah harus
dikumpulkan. Soalnya bikin pusing. Bagaimana tidak? Tugasnya adalah membuat business plan dilengkapi dengan laporan
keuangannya. Untuk menentukan angka sangat sulit sekali. Apalagi jika bisnis
yang akan direncanakan itu masih berupa angan-angan.
Ketiga, ujian online.
Ujian kali ini menggunakan fasilitas warnet milik kampus. Dalam waktu yang
bersamaan, ada ratusan siswa yang ujian. Sebelum mengerjakan soal, kita
diberikan pengarahan dulu untuk membuka soalnya. Soalnya terdiri dari 60 nomor.
Namun, banyak kendala yang terjadi saat mengerjakan soal itu. Jaringannya
kadang error. Bagaimana tidak? Ada ratusan mahasiswa yang menggunakan server
yang sama dalam satu ruangan. Ujiannya santai sekali, bisa disambi makan,
minum, atau ngobrol dengan teman sebelah. Namun, hal yang diperbincangkan bukan
saling tanya jawaban. Nilai yang di dapat juga tidak begitu memuaskan.
Rata-rata banyak yang mendapatkan nilai 6 kebawah. Nilai 7 saja sudah dianggap
seperti nilai 9. Maka dari itu, banyak yang merasa biasa saja saat mengetahui
nilainya jauh dari ekspektasi.
Sekilas, itu cerita tentang UAS perdanaku. Mungkin sedikit terlambat untuk membagi kisah ini, namun tidak ada salahnya kan? J See you dipostingan berikutnya. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar