Jumat, 28 Juni 2013 - 0 komentar

Gunung Purba Ngelanggeran with JULINK



Aku mengikuti ekskul jurnalistik di sekolahku. Aku lumayan aktif di sana meskipun aku baru mengenal dunia menulis saat masuk SMA. Kebetulan ekskulku ini mau ngadain jalan-jalan gitu. Aku udah mikir awalnya pasti banyak adek kelasnya yang ikut secara jumlah mereka yang aktif juga lebih banyak. Kalau kelas duakan mesti udah pada sibuk ini itu jadi secara alami istilahnya bakal kena seleksi alam. Untuk urusan tanggal di serahin sama adek kelas yang namanya Rahadyan Widya Isnawan (Dyan). Jadwalnya dimajuin jadi tanggal 28 Juni 2013. Tujuannya Gunung Purba Ngelanggeran, Gunung Kidul.
Awalnya banyak banget yang mau ikutan. Alumni juga ada satu yang kesannya mau ikut tapi ujung-ujungnya nggak jadi. Akhirnya yang ikut cuma enam orang. Tiga cewek sama tiga cowok. Berasa kayak apa aja ya?! Mereka yang ikut yaitu Nur Shalihah (Nurshol), Alifah Amalia (Ifha), Muhammad Rizky Darmawan (Rizky), Rizal Pamungkas (Q-jut), Dyan dan aku. Disana Cuma aku dan Ifha yang kelas XI. Ada sih satu temenku yang sebenernya pengin banget ikut. Hanya saja dia nggak bisa karena Ayahnya nggak ngizinin kalau kesana naik motor. Emang awalnya ada kendala di transportasi, tapi bisa jalan juga kok acaranya. Sedangkan yang lain nggak bisa ikut juga punya alasan sendiri-sendiri. Ada yang anggota keluarganya sakit, ada yang nggak tahu, dll.

Pagi-pagi Ifha jemput aku di rumah. Rencananya kita mau transit dulu ke rumah Rizky karena Ifha nggak berani naik motor sendiri ke Gunung Kidul. Aku sendiri juga nggak berani, secara jalannya naik dan berkelak-kelok kayak gitu. Nah, berhubung kita juga nggak ada yang tahu rumanhnya Rizky dimana kita nunggu Dyan di SMA Negeri 5 Yk (Mache). Waktu udah nyampe mache aku sms Dyan, dan ternyata dia baru mau berangkat. Jadi ya aku dan Ifha nunggu sambil ngobrol di depan Warung Timur Sekolah a.k.a WTS. Sesekali kita juga lihat jalan. Siapa tahu ada helm merah dan jaket hitam yang merupakan ciri khas Dyan muncul.
Sampai di rumah Rizky kita langsung berangkat. Q-jut dan Nurshol sudah sampai terlebih dahulu. Malah katanya Nurshol kepagian datengnya. Dia ngampirin Q-jut dulu biar ada barengan. Berhubung Q-jut lagi mandi dia muter-muter nyari makanan. Tapi ujung-ujungnya malah ditinggal gitu. Jadinya ada tiga motor yang dipakai. Berhubung ada cowok, mereka yang nyetir. Nurshol bareng Q-jut, Ifha bareng Rizky, dan aku bareng Dyan. Jalannya beneran serem, mana banyak bus plus truk gede pula. Tapi nggak terlalu makan waktu juga kok. Kita agak ngejar waktu juga soalnya. Secara itu hari jumat. Kalau bisa sebelum jumatan udah balik biar yang cowok bisa pada shalat jumat.
Sampai disana kita langsung ke tempat pendakian. Dyan yang terlihat paling semangat memimpin di depan, sedangkan Q-jut aku minta paling belakang untuk jaga-jaga kalau terjadi sesuatu sama yang cewek. Awalnya jalan yang dilewati mulus, sampai akhirnya kita tiba di sebuah batu dengan tali. Untuk keatas kita harus menggunakan tali itu. Dengan sedikit ngeri, kukumpulkan keberanian untuk melewati batu besar itu. Kita naik lagi melewati jalan setapak dan melalui bebatuan sempit. Sesekali Dyan berlari dan berteriak, “Ayo Julink, mana suaranya?!” Untuk menghemat suara, beberapa dari kami memutuskan diam atau mereson seadanya.
Kita sampai di sebuah tempat yang luas. Disana ada batu sangat besar dan gardu pandang. Kata Ifha yang pernah kesana, perjalanan ini belum seberapa untuk mencapai puncak. Kita istirahat sambil makan makanan ringan, berfoto, dan tentunya menikmati pemandangan. Pemandangannya indah banget..!! Subhanallah, Maha Suci Allah.
Kita melanjutkan perjalanan lagi. Kita melewati tangga-tangga, jalanan setapak, hutan. Sempat kulihat banyak semut rang-rang yang berbaris rapi di pegangan tangga yang terbuat dari ranting. Saat hampir sampai ke puncak, kita bertemu dengan beberapa orang yang hendak turun dan melewati bumi perkemahan. Ternyata di sana ada beberapa orang yang sudah mendirikan tenda. Perjalanan puncak belum usai. Kita harus menaiki batu besar lagi dengan  tangga yang terbuat dari ranting. Karena takut kerepotan turunnya, aku dan Ifha memutuskan untuk menunggu di bawah sambil mengobrol. Sayangnya makanan di bawa oleh Adik kelas. Sempat ku lihat Dyan memungut ular hijau dan berfoto-foto dengan itu. Setelah puas, dia bebaskan ular itu sembarangan. Haduh.
Setelah dari puncak, kita turun. Perjalanan turun lebih rumit. Kita harus melewati jalanan yang licin. Sepertinya hujan memang tadi sempat mampir di tempat itu. Aku sempat terpeleset dan di tertawakan. Namun, kita saling membantu di medan itu. Sampai dibawah setelah istirahat sebentar dan cuci kaki di kamar mandi dekat situ, kami semua kembali ke rumah Rizky.
Aku, Ifha, dan Nurshol duduk di teras rumah Rizky. Q-jut memutuskan pulang, sedangkan Rizky dan Dyan langsung ke masjid untuk shalat jum’at. Kita bertiga ngobrol soal apa saja. Tadinya mau di selingi ngemil, tapi berhubung makanan kecil kebawa Q-jut pulang dan nggak ada makanan, kita cuma ngobrol. Tak selang lama Rizky dan Dyan kembali. Q-jut juga datang karena disms Nurshol disuruh balik mengantarkan makanan. Namun, disaat yang sama Rizky juga mengeluarkan banyak makanan. Kita semua di suguhin makanan ringan, mangga, jagung rebus, teh anget, dan es cincau oleh Rizky.
Setelah ngobrol ngalur-ngidul, aku, Ifha, dan Nurshol pamit pulang. Hari sudah beranjak siang sementara aku belum shalat. Sebelum pulang, aku dan Ifha mampir ke warung bakso yang di rekomendasikan olah Nurshol dan Rizky. Kita sengaja mampir dulu karena Ifha belum makan sejak pagi. Aku memilih bakso Jumbo. Dalam satu mangkok cuma ada satu bakso, tapi besar banget. Ukurannya sebola kasti. Rasanya sih lumayan menurutku. Setelah darisana, Ifha mengantarku pulang ke rumah. Rasanya lelah. Namun, rasa lelah itu tergantikan oleh pengalaman yang tak terlupakan..!! It’s so fun :D



Pemandangan dari batu besar



Aku Narsis

Q-jut

Ifha (depan), Nurshol (belakang)

Pemandangan



Aku Narsis

Rizky

Aku di lorong batu

Ifha di lorong batu

Aku (kiri), Ifha (kanan)

Aku (kiri), Ifha (kanan)


Aku (kiri), Nurshol (kanan)

Ifha (kiri), Nurshol (kanan)

Aku (kiri), Ifha (kanan)

Pemandangan saat perjalanan naik motor


0 komentar:

Posting Komentar