Kamu
membuat aku mencintainya.
Namun,
dia mencintai kamu.
Pada
akhirnya aku membiarkan kalian untuk bersama.
Itu
semua demi kebahagiaan dia dan kamu.
Aku
terpuruk dalam kesendirian.
Menangis
dalam hiruk pikuk kembang api di langit.
Menatap
dari atap rumah sendirian.
Tapi
tak apa, demi orang yang kusayangi.
Kalian
bersama, kalian bahagia.
Kamu
selalu bercerita tentang dia.
Aku
selalu mencoba untuk bahagia.
Aku
mencoba melupakan dia.
Waktu
memang seperti pedang bermata dua.
Saat
dia rela berkorban untuk kamu,
Kamu
meninggalkan dia beberapa kali.
Namun,
kamu selalu kembali padanya dan dia menerima kamu.
Pada
akhirnya, waktu memisahkan kalian.
Memisahkan
kalian untuk selamanya.
Kamu
dan dia sudah berada di dimensi yang berbeda.
Kamu
dan aku pun juga begitu.
Aku
bahagia? Aku senang? TIDAK..!
Aku
lebih memilih kamu di sini daripada kamu pergi.
Namun,
waktumu telah tiba, tak bisa ditawar lagi.
Melihat
kamu bersama dia memang menyakitiku,
tapi
saat kamu pergi itu lebih menyakitkan bagiku.
Seiring
waktu berjalan dia mulai mencintaiku.
Sungguh
aku tak menyangka dengan sejuta kekuranganku.
Akankah
cinta selalu kembali pada orang yang sama?
Meskipun,
sudah berulang kali mencoba berpaling.
Untuk
kesekian kalinya aku mencintaiya lagi.
Kita
bersama tanpa kamu di sini.
Dia
berkata kamu hanyalah masa lalu.
Masa
lalu yang tak perlu dikenang terus – menerus karena membuatnya sedih.
Betapa
saat kamu pergi dia menangisimu diatas pusaramu.
Dan
aku hanya bisa melihatnya tanpa berucap satu kata pun.
Dia
berkata begitu karena aku sudah ada di sisinya.
Menguatkannya
saat dia rapuh dan tak tahu arah hidup.
Hal
itu membuatku berpikir.
Bertanya-tanya
dalam hati akan kenyataan.
Akankah
nantinya aku akan sepertimu saat aku sudah tak di sisinya?
Ataukah
dia akan membenciku?
Atau
dia akan mengenangku semumur hidupnya?
Atau
justeru melupakanku secepat yang dia bisa?
Aku
tak tahu, biar waktu yang menjawabnya.
Kenyataan
itu begitu pahit untuk dipertanyakan.
Kadang
aku merasa jahat padamu.
Jahat
untuk kamu yang sampai detik ini masih kuanggap sahabatku.
Namun,
ku coba tepis perasaan itu.
Aku
ingin menjaganya.
Untuk
kamu dan dan diriku yang mencintainya.
Meskipun
kita mencintainya dengan cara yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar